Belahan Jiwa



Suatu hari Nasrudin berperilaku aneh. Ia menaiki keledai dengan arah badannya menghadap ke ekor. Tentu saja ini mengundang banyak protes, banyak yang bertanya apa maksud pecinta lelucon tingkat tinggi ini? Awalnya, Nasrudin hanya diam, tetapi karena ditanya oleh banyak orang, akhirnya ia menjawab sambil menggumam, “Saya tidak tertarik merenungkan ke mana kehidupan akan pergi, saya hanya tertarik memeditasikan dari mana kehidupan berasal.” Inilah entakan khas ala Nasrudin. Pertama, direnungkan tidak direnungkan, kehidupan tetap berjalan ke depan bersama sang waktu. Suka tidak suka, kematian semakin dekat dari hari ke hari. Kedua, tanpa pengetahuan dan pengalaman mendalam tentang asal muasal kita, semua manusia akan bernasib serupa pohon yang dicabut dari akarnya. Itu sebabnya, Plato ribuan tahun yang lalu pertama kali memperkenalkan istilah soul mate (belahan jiwa) sebagai bahan pencarian. Ketidaktahuan khususnya telah membuat manusia percaya bahwa jiwanya terbelah. Lebih menyentuh hati lagi, orang percaya belahan jiwanya ada di luar. Ini yang menjelaskan kenapa anak-anak mimpi basah, remaja mencari pacar, orang dewasa menikah. Sebagian orang mencari belahan jiwanya di tempat suci. Ini juga setali tiga uang, mencari dan kecewa. Berbeda dari pemikiran mainstream, penggali ke dalam diri yang kedalaman penggaliannya mengagumkan menemukan, sejak awal jiwa kita tidak pernah terbelah. Digali tidak digali, ia utuh dan komplet apa adanya. Apa yang disebut Plato dengan belahan jiwa sesungguhnya sejenis kerinduan akan keutuhan (the thirst of wholeness). Dan kerinduan ini lahir dari ketidaktahuan. Itu sebabnya, dalam guided meditation sejumlah sahabat dibimbing dengan lagu: let it be, let it be, let it be, let it be…whisper words of wisdom le it be. Biarkan semuanya mengalir sempurna apa adanya. Tatkala semuanya sudah mengalir sempurna apa adanya, di sana lahir kemungkinan berupa terdengarnya bisikan keutuhan kebijaksanaan. Psikolog Carl G. Jung lebih jernih lagi dalam hal ini. Pria yang alaminya maskulin merasa tidak utuh hidupnya. Untuk itu ia mencari energi feminin yang disebut anima. Wanita yang alaminya feminin mencari energi maskulin yang disebut animus. Toh, runtuhnya lembaga keluarga oleh perceraian khususnya di Barat – beberapa tahun lalu di Amerika Serikat yang menikah 1.250.000 pasangan di tahun berikutnya yang cerai 1.100.000 pasangan – membantah semua ini. Membaranya tempat-tempat di mana dulunya lahir nabi dan buku suci oleh senjata, juga mengusik keyakinan bahwa tempat suci bisa menjadi tempat mencari belahan jiwa. Ujung-ujungnya serupa, setiap pencarian akan belahan jiwa di luar, semuanya berujung pada kekecewaan. Maka, meditasi, yoga, kontemplasi dan zikir, semuanya menggali ke dalam. Meditasi khususnya tekun sekali mengajarkan, ke mana saja bandul pikiran dan perasaan bergerak, selalu dibisikkan: “Kembali ke tengah, saksikan dengan penuh belas kasih, kemudian terima dengan penuh senyuman.” Kenapa demikian, tidak saja karena otak manusia menyukai kondisi home statis yang berada di tengah, tetapi juga karena keutuhan lebih mungkin dirangkul dan dipeluk tatkala batin berada di tengah. Itu sebabnya penekun meditasi tenang dan nyaman hidupnya, di samping karena bandul pikiran perasaan bergerak sangat minimal, batin pun sudah pulang ke keutuhan. Kata keutuhan bila ejaannya diurai menjadi ke-u-Tuhan. Ujungnya adalah kata indah Tuhan. Sebuah keadaan di mana jiwa tidak terbelah, sekaligus tidak memunculkan kerinduan akan hadirnya belahan jiwa di luar. Dalam studi psikologi, ia disebut well being. Keadaan batin yang sangat berkecukupan. Tubuh manusia – demikian pula masyarakat – di satu bagian berisi mulut, di bagian lain ada dubur. Dubur kerap disebut kotor, tetapi tanpa dubur semua tubuh mengalami kehancuran. Dengan cara yang sama, kesedihan, kemalangan, orang jahat di masyarakat senantiasa ada di setiap putaran waktu. Ia bukannya tanpa guna, serupa dubur ia berfungsi untuk membuat keutuhan berputar sempurna apa adanya. Sampai di sini, kehidupan kemudian bukannya cuek dan tidak peduli. Kehidupan menyerupai taman. Tidak ada taman yang sengaja ditanami rumput liar. Kendati tidak ditanam, rumput liar senantiasa tumbuh. Tugas penata taman kehidupan dalam hal ini, kendati tahu bulan depan rumput liar akan tumbuh lagi, tugas mencabut rumput liar tetap dilakukan tanpa keluhan. Maka ada yang berpesan, enlightenment ultimately means letting go all drama and melodrama of life, then simply flow. Pencerahan artinya membiarkan semua cerita berlalu sederhana, buih-buih air lenyap saat hujan, kemudian mengalir. source : SWA

0 komentar:

Posting Komentar